Friday, December 10, 2010

perhitungan yang teliti ketika seseorang menghitung dosa..



Seorang soleh, 'Aun ibn 'Abdullah ibn 'Utbah r.a. berkata,

"Alangkah buruknya diriku kerana suatu perbuatan dosa kesenangannya telah lenyap, tetapi tanggungjawabnya masih ada, kerana perbuatanku telah ditulis oleh penulis yang tidak pernah lalai dariku..

Alangkah buruknya diriku kerana aku tidak malu kepada mereka dan tidak merasa diawasi oleh Allah s.w.t.
Aduh celakanya aku, kerana aku lupa kepada Tuhan yang tidak pernah melupakan aku..
Aduh celakanya aku, ketika aku lalai, sedangkan Dia tidak pernah melalaikan aku..
Aduh celakanya aku, mereka tetap menyimpan catatan perbuatanku, padahal aku telah melupakannya..
Aduh celakanya aku, ketika aku mengikuti nafsuku, namun dia memberi kesulitan kepadaku..
Aduh celakanya nafsuku, pada hari ini dia ingin membinasakan aku dan esok ingin memperkarakan aku..

Tuhanku, janganlah Engkau memberi kemenangan kepada nafsuku atas diriku..
Aduh celakanya aku, bagaimana cara melarikan diri dari kematian yang akan menjemputku..
Aduh celakanya diriku, mengapa aku melupakan-Nya, sedangkan Dia tidak pernah melupakan aku..

Sungguh celaka engkau, wahai nafsu, mengapa engkau melupakan Tuhan yang tidak pernah lupa..
Engkau telah diberi sesuatu yang tidak diberikan kepada orang lain..
Semua pemberian itu, di sisi Tuhanku selalu dicatat di catatan yang tidak akan lenyap dan tidak akan rosak..
Sungguh celaka kalau engkau tidak merasa takut dari pembalasan pada hari ketika setiap orang diberi balasan dari kelakuannya, justeru engkau lebih mengutamakan yang fana daripada yang kekal..

Wahai nafsu, celakalah kamu, mengapa engkau tidak merasa takut dengan keadaanmu seperti ini..
Mengapa engkau menyesal ketika engkau sakit dan engkau lalai ketika engkau sihat..
Mengapa engkau merasa susah ketika miskin dan engkau merasa tidak perlu ketika engkau kaya?
Mengapa jika keadaanmu prima engkau malas melakukan amal kebajikan?
Mengapa jika engkau diajak melakukan amal kebajikan engkau merasa malas?
Aku lihat engkau berharap sebelum engkau melakukan ibadah, mengapa engkau tidak beribadah jika mengharap pahala?

Wahai nafsu, celakalah kamu..
Mengapa engkau suka menentang?
Mengapa engkau mengatakan tentang dunia seperti orang-orang yang zuhud, tetapi engkau bersikap seperti orang-orang yang selalu mengharap dunia?
Mengapa engkau membenci kematian?
Mengapa engkau meminta yang terbanyak?
Mengapa jika engkau memberi nafkah, maka engkau hanya memberi sedikit?"

(Hilyah Al-Auliya')

No comments:

khair